PUSdEP (Pusat Sejarah dan Etika Politik) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bekerjasama dengan Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengadakan seminar nasional dengan tema Nasionalisme di Tengah Kewargaan Budaya dan Ekstremisme Global di Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta pada Sabtu (21/10/2017). Seminar ini menghadirkan empat pembicara untuk sesi plenary yaitu Prof. Dr. A. Supratiknya, Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A., Teuku Kemal Fasya, S. Ag., M. Hum., dan Nirwan Ahmad Arsuka.
Oleh keempat pembicara ini, nasionalisme diperbincangkan dengan sudut pandang yang berbeda. Prof. Dr. A. Supratiknya berbicara mengenai nasionalisme dalam kaitannya dengan dunia pendidikan Di sisi lain, hubungan nasionalisme dengan bidang ekonomi dijabarkan oleh Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A yang memang aktif sebagai peneliti ekonomi mikro. Selain itu, perbincangan mengenai nasionalisme juga semakin menarik ketika Teuku Kemal Fasya, S. Ag., M. Hum membahasanya dari sudut pandang agama. Sementara, pembicara keempat, Nirwan Ahamd Arsuka, membahas nasionalisme yang muncul dari gerakan literasi Pustaka Bergerak dimana ia terlibat aktif di dalamnya.
Perbincangan mengenai nasionalisme dalam sesi plenary kemudian dilanjutkan dalam sesi diskusi panel yang dibagi menjadi empat bidang yaitu pendidikan, ekonomi, identitas, dan seni budaya. Sejumlah 30 panelis yang dibagi ke dalam empat sesi panel tersebut mempresentasikan makalah mereka masing-masing.
Pentas Budaya
Seminar “Nasionalisme di Tengah Kewargaan Budaya dan Ektremisme Global ini tak hanya berakhir dengan diskusi saja. Sebuah pentas budaya digelar tepat sesudah sesi panel berakhir. Pentas budaya dalam seminar ini digelar di Beringin Soekarno, Universitas Sanata Dharma. Band Agoni yang membawakan lagu-lagu bertema sosial politis menjadi pembuka pentas budaya ini. Berturut-turut kemudian ada Log Sanskrit, Whani Dharmawan, dan grup tari Sekar Jepun tampil di panggung berlatar belakang pohon beringin Soekarno yang ikonik. Pentas budaya ditutup oleh penampilan Komunitas Lima Gunung yang menampilkan kolaborasi tari soreng, buto, dan juga Centhini Gunung.
Unduh prosidingnya disini
Permisi min, kami izin ya buat ambil gambar poster nya buat proful instagran makasih ya min